Beberapa bulan bahkan setahun terakhir, dunia sedang tidak baik-baik saja. Adanya pandemi covid 19 telah merubah kehidupan manusia baik secara langsung maupung tidak langsung. Salah satu diantaranya di dalam dunia pendidikan. Pembelajaran yang biasanya dilakukan secara tatap muka di kelas, kini berganti menjadi kelas online yang dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) dari rumah masing-masing dengan bantuan teknologi.
Pada tahun ini sejumlah 40 Mahasiswa Program Profesi Insinyur Universitas Muhammadiyah Surakarta telah dijadwalkan melaksanakan Wawancara RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau). Mengingat kasus Covid 19 yang semakin meningkat, wawancara RPL yang sebelumnya diagendakan secara luring / datang ke UMS terpaksa sebagian besar harus dilaksanakan secara daring untuk menjaga keselamatan masing-masing.
Mahasiswa tersebut berasal dari berbagai instansi di Indonesia antara lain Universitas Muhammadiyah Semarang, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, PT. Brantas Abipraya, PT. Freeport Indonesia, dll.
Dalam wawancara tersebut mahasiswa PPI menjawab berbagai pertanyaan dari Tim Penguji yang telah bergelar Insinyur Profesional Madya (IPM) tentang Kode Etik dan Etika Profesi Insinyur, Profesionalisme Keinsinyuran, Praktik Keinsinyuran, dan materi lain berkaitan dengan keteknikan. Selain itu, mahasiswa menunjukan bukti fisik pendukung untuk penilaian RPL, diantaranya berupa kartu anggota asosiasi profesi, sertifikat, surat keterangan keahlian, dan laporan proyek. Setelah melaksanakan wawancara, Tim Penguji akan memberikan tugas kepada mahasiswa jika nilai mahasiswa masih belum memenuhi batas yang ditentukan.
Meskipun dilaksanakan secara daring, wawancara berlangsung komunikatif dan informatif. Tim Penilai mengecek CV dan Berkas Pendukung yang telah dikirim sebelumnya melalui Google Drive yang dibuat oleh Prodi, dan mahasiswa menjawab pertanyaan dengan menunjukkan bukti pendukung yang ada.